Laman

Tuesday 30 October 2012

PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PORTUGIS DAN BELANDA

z
PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PORTUGIS DAN BELANDA

A.Perlawanan Aceh terhadap Portugis
            Penguasaan Malaka oleh bangsa Portugis pada tahun 1511.Aceh merupakan saingan terberat dalam perdagangan.Persaingan ini semakin meruncing  yang kemudian meningkat menjadi permusuhan antara Portugis dengan Aceh.Raja-raja Aceh yang melakukan perlawanan:
a)      Sultan Ali Mughayat Syah tahun 1514-1528
b)      Sultan Alaudin Riayat Syah tahun 1537-1568
c)      Sultan Iskandar Muda tahun 1607-1636

B.Perlawanan Sultan Hairun dan Sultan Baabullah
    a)      Perlawanan Sultan Hairun

   Untuk melawan Portugis,rakyat Tidore dan Ternate bersatu,dipimpin oleh Sultan Hairun.Portugis dipimpin oleh Antonio Galvo.Portugis melakukan tindikan licik dengan mengajak Sultan Hairun berunding.Dalam perundingan,Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh.

b)      Perlawanan Sultan Baabullah
      Sultan Baabullah adalah anak dari Sultan Hairun.Sultan Baabullah memimimpin perlawanan rakyat Ternate.Pada tahun 1574,benteng Portugis dapat direbut.Kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai tahun 1575.

C.Perlawan Diponegoro(1825-1830)dan sebabnya
Sebab-sebab perlawanan Pangeran Diponegoro:
   1)      Wilayah Mataram semakin sempit dan para raja sebagai penguasa pribumi mulai kehilangan kedaulatan
   2)      Belanda ikut campur tangan dalam urusan intern kesultanan
   3)      Timbulnya kekecewaan dikalangan para ulama
   4)      Rakyat semakin menderita
   5)      Belanda tidak mau mengikuti adat istiadat keraton
      Tokoh-tokoh Perlawanan Diponegoro terhadap Belanda adalah Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo, Ali Basyah Sentot Prawirodirdjo, dan Pangeran Mangkubumi.Perang yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro telah mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.Oleh karena itu,Perang Diponegoro,dikenal sebagai Perang Jawa.
            Menghadapi perlawanan Diponegoro,Belanda menerapkan sistem Benteng Stelsel.Tujuan dari Benteng Stelsel adalah untuk mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro dan memberikan tekanan agar pasukan Diponegoro segera menyerah.
            Pada tahun 1827 perlawanan Diponegoro di beberapa tempat berhasil dipukul mundur oleh pasukan Belanda.Belanda mengeluarkan jurus liciknya.Pangeran Diponegoro diundang berunding di Magelang.Beliau menyanggupi perundingan tersebut.Ternyata Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang di Manado selanjutnya ke Ujung Pandang sampai meninggalnya pada tanggal 8 Januari 1855.
     

D.Perang Paderi(1812-1937)
1)      Perang Tahap Pertama (1821-1825)
            Perang Paderi yang pertama,yaitu pertempuran antara kaum Paderi yang dipimpin oleh Datuk Bandarao melawan kaum Adat di bawah pimpinan Datuk Sakti yang dibantu oleh Belanda.Dari sekian banyak perlawanan kaum Paderi, yang paling terkenal adalah perlawana kaum Paderi di Agam.Perlawanan yang muncul tahun 1923 dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol,Tuanku Nan Cerdik,Tuanku Tambusai,dan Tuanku nan Alahan.Belanda akhirnya melakukan perdamaian pada tanggal 15 November 1825 di Bonjol.

2)     Perang Tahap Kedua(1825-1837)
     Pada Perang Paderi tahap kedua kaum Adat mulai sadar dan mengubah sikap untuk membantu kaum Paderi melawan Belanda.Untuk menghadapi itu,Belanda menerapkan sistem Benteng Stelsel.Benteng Fort De Kock di Bukittinggi dan Benteng Ford Van  Der Cappelen merupakan dua benteng pertahanan.Belanda menang,pada tahun 1837.Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan wafat tahun 1864.

E.Perlawanan Rakyat Bali(1859-1863)
      Pada abad 19, hubungan dengan Bali dirasakan perlu bagiBelanda. Alasannya,karena Belanda khawatir Bali akan jatuh ke tangan  kekuasaan Barat lainnya.Pada tahun1841seorang utusan Belanda mengadakan perjanjian dengan raja-raja dari Klungkung,Buleleng,Badung,dan Karangasem dengan tujuan untuk mengakhiri hak tawan karang.( hak raja – raja Bali untuk menguasai serta merampas kapal beserta isinya yang terdampar di pantai wilayah kerajaanya )
  
      Pada tahun 1884 Belanda menyerang kerajaan Buleleng, raja Bulelengpun  mengadakan perlawanan dengan dibantu Raja Karangasem dan raja senior Bali Dewa Agung Putra dari Klungkung . Pada tahun 1849 Belanda  berhasil menguasai pusat pertahanan Kerajaan Buleleng, pertempuran terjadi di Jagaraga sebelah timur kota Singaraja, sehingga dikenal dengan nama Perang Puputan ( yaitu istilah untuk menyebut suatu pertempuran, seluruh prajurit baik laki-laki, wanita, maupun anak-anak berpakaian serba putih-putih dan hanya bersenjata tombak dan keris).Perang Puputan  yang lainya terjadi pada tahun  1906 yaitu Puputan Badung dan 1908 perang Puputan Kusumba.
F. Perlawanan Maluku
      Maluku merupakan daerah yang sangat kaya akan rempah-rempah, sehingga VOC (Belanda) bermaksud untuk melaksanakan Monopoli di Maluku dan menetapkan aturan sebagai berikut :
a.      Seluruh Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah, kecuali kepada VOC
b.      Jumlah tanman rempah-rempah ditentukan oleh VOC
c.      Tempat menanam rempah-rempah ditentukan VOC.
             Dalam pelaksanaanya untuk mengawasi monopoli perdagangan, VOC melakukan   patroli laut ( pelayaran Hongi ) yaitu petroli dengan  perahu kora-kora yang dilengkapi dengan senjata, apabila ada pelanggaran rakyat dihukum, yaitu dengan membinasakan  tanaman rempah-rempah milik petani (ekstirpasi )
           Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC yang terjadi didaerah –daerah :
a.       Perlawanan Rakyat Ternate, dipimpin oleh Teluk Besi, Saido, dan Kakiali namun perlawanan ini gagal.
b.      Perlawanan rakyat Tidore, dipimpin oleh sultan Nuku dangan mengadu domba antara Inggris dan VOC.

G. Perlawanan Mataram
      Kerajaan Mataram mencapai kejayaan pada  masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) Pada mulanya kerajaan Mataram dengan Belanda (VOC)  berhubungan dengan baik , namun dalam perkembanganya terjadi perselisihan . Pada tanggal 8 November 1618 Gubernur Jendral VOC Jan Pieterzoon Coen memerintahkan Van Der Marct menyerang Jepara. Sebab-sebab Mataram menyerang VOC Di Batavia :
a.      Mengusir Belanda dari Tanah Air Indonesia
b.      Belanda sering merintangi perdagangan Mataram di Malaka
c.      Belanda melaksanakan monopoli perdagangan.


Mataram kemudian terpecah dengan ditandainya Perjanjian Linggarjati pada tanggal 13 Februari 1755

Isi perjanjian Giyanti:
      Mataram dibagi menjadi dua,yaitu Mataram Barat  diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono l,dengan kerajaannya bernama Ngayogyakarta.Mataram Timur diserahkan kepada Pakubuwono III dengan kerajannya,Surakarta Hadiningrat.

H. Perlawanan Banten
     
      Pada tahun 1651 terjadi perperangan antara Kerajaan Banten dengan VOC.Tujuuan Sultan Agung Tirtayasa melawan VOC adalah untuk menghidupkan perdagangan Banten kembali.Sultan Ageng berselisih dengan putranya yaitu Pangeran Abdul Kahar.Pangeran Abdul Kahar dibantu oleh VOC untuk merebut tahta ayahnya.Dalam pertempuran ini,Sultan Ageng terdesak dan ditangkap.Kemudian putranya menggantikan Sultan Agung Tirtayasa.
Sultan Haji melakukan perundingan dengan VOC yang isinya :
a.       Sultan Haji harus mengganti biaya pereng
b.      Banten harus mengakui di bawah kekuasaan VOC
c.       Kecuali VOC,pedagang lain dilarang berdagang di Banten.
d.      Kepulauan Maluku tertutup bagi pedagang Banten.
                 

4 comments:

  1. maaf mas gak urut tahun nya, gak terlalu menarik kata orang palembang kampang

    ReplyDelete
  2. aku hack yaa website nyaa :3, jangan lapor polisi lho, nanti saya bunuh!!!

    ReplyDelete